
Mimika Papua, Penkogab3 – “Menjalankan Tugas Negara itu wajib karena kita kena sumpah, Sumpah Prajurit dengan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang di Breakdown menjadi UU No. 34 Tahun 2004, berarti kita menjalankan tugas disini adalah karena sumpah kita. Tapi prajurit-prajurit sekarang, mohon maaf saya katakan tidak dengan ikhlas dia melaksanakan walaupun dalam slogannya tugas adalah kehormatan, tapi kenyataannya banyak yang lengah, banyak yang sombong, banyak yang setengah hati”, kata Pangkogabwilhan III Letjen TNI Agus Rohman, S.I.P., M.I.P., saat menggelar Video Conference (Vicon) dari Poskotis Kogabwilhan III di Timika Papua dengan para staf yang ada di Mako Kogabwilhan III di Kompleks Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Selasa (27/4/2021).
Vicon tersebut dilaksanakan dalam upaya mencari terobosan guna solusi percepatan penyelesaian konflik yang terjadi di Papua. Pangkogabwilhan III menyampaikan evaluasi terhadap kecenderungan perilaku prajurit yang terjadi di medan penugasan. Pangkogabwilhan III juga menyoroti tentang semangat dan motivasi dalam menjalani penugasan dalam negeri yang dilaksanakan dengan setengah hati.
“Kalau selama ini tugas hanya sekedar formalitas yang tidak dibarengi dengan keikhlasan hati, tidak dibarengi dengan konsentrasi ataupun keseriusan melaksanakan tugas, dampaknya kita tidak dapat menyelesaikan tugas dengan cepat”, kata Pangkogabwilhan III
“Satukan kekuatan lahir batin, kalau kita sekedar mengutamakan lahir saja salah juga kita, batin harus kita barengi dengan doa dalam rangka untuk meyakinkan bahwa Tuhan ikut dalam tugas kita ini. Libatkan Tuhan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi, baik di Homebase maupun di daerah tugas ini”, lanjutnya.
Harapannya bahwa prajurit baik golongan perwira, bintara maupun tamtama ketika ada penugasan dalam negeri untuk daerah rawan seperti Papua, maka antusiasme sama besarnya seperti ketika ditawari untuk penugasan luar negeri. Pembentukan awal prajurit perlu mendapat perhatian, sehingga keluaran prajurit yang dihasilkan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi dan rela berkorban untuk NKRI.
“Doktrinasi bahwa tidak ada prajurit yang menolak melaksanakan tugas operasi itu perlu, kenapa? karena kalau kita bandingkan animo untuk prajurit yang ingin penugasan luar negeri sampai dia berani kasak kusuk bagaimana caranya bisa berangkat tugas keluar negeri, minta bantuan kepada mantan-mantan atasannya mohon direkomendasi agar dapat melaksanakan tugas di luar negeri, beda dengan pelaksanaan tugas di dalam negeri, boro-boro menawarkan diri, ditunjukpun berusaha ngeles, berusaha nyakit dan sebagainya”, pungkas orang nomor satu di Kogabwilhan III tersebut mengakhiri.